Setya Novanto, nama ini sedang ramai diperbincangkan oleh media. Pria berumur 60 tahun ini dilaporkan telah menyatut nama Presiden Republik Indonesia yakni Bapak Joko Widodo, dan juga wakilnya, Jusuf Kalla. Dalam perbincangan dengan salah satu petinggi PT Freeport. Sudirman Said melaporkan kasus ini kepada yang berwajib karena menindikasi adanya usaha korupsi dalam perbincangan tersebut. Setya Novanto menyebutkan bahwa sebagian saham Freeport yakni 20% harus dibagi oleh Jokowi dan JK. 11% untuk Jokowi dan 9%nya lagi untuk JK. Sebenarnya sandiwara apa yang sedang dimainkan oleh Stya Novanto? Inikah wajah asli dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia yang ke 16 selama ini?
Jika kita lihat kebelakang lagi perjalanan karir dari bapak dengan 4 orang anak ini, selama 3 kali berturut-turut beliau menjabat sebagai anggota DPR usungan dari Partai Golkar. Beliau juga merupakan mantan komisaris dari beberapa perusahaan besar di Batam, seperti PT. Nagoya Plaza Hotel dan PT. Bukit Granit Mining Mandiri. Tapi dibalik kesuksesan-kesukseannya yang telah beliau raih, ada juga beberapa batu sandungan yang harus beliau alami. Pada tahun 1999 pada kasus Bank Bali, beliau dinilai telah merugikan Negara sebanyak Rp 904,46 miliyar, karena kasus pengalihan hak piutang (cassie) PT Bank Bali kepada PT Bank Dagang Negara Indonesia (BDNI). Lalu pada tahun 2003, dalam kasus penyelundupan beras bersama Drus Marham, beliau diduga sengaja memindahkan sebanyak 60ribu Ton beras yang diimpor Inkud, dan menyebarkan kerugian Negara sebanyak Rp 122,5 miliyar.
Ada lagi pada tahun 2006, suami dari Luciana Lily H ini disebut-sebut berperan sebagai negosiator dengan dengan eksportir limbah di Singapura. Disebutkan juga pada tahun 2012 lalu sebagai pengatur aluran dana ke anggota komisi olahraga DPR untuk memuluskan pencairan anggaran Pekan Olahraga Nasional dianggaran pendapatan dan belanja Negara. Dan pada 2013 sebagai pengendali proyek E-KPT. Mungkin tidak puas dengan semua kasus-kasus tersebut kini dia mencatut nama presiden dan wakil presiden dalam pembicaaan kotor dengan Reza Chalid.
Selain kasus pencatutan ini, Bapak Haji Setya Novanto juga dikabarkan membuat kehebohan dengan menikahkan anaknya di Gereja Katedral pada 27 November lalu. Memang tidaklah aneh, karena sebelum dia mendapatkan gelar hajinya, Setya Novamto memang seorang Katolik dan memiliki istri serta anak dengan agama Katolik pula. tapi apa dengan masuk agama mayoritas di Indonesia ini membuat dia memenangkan hati rakyat? Atrau malah mempermainkan agama?
Kembali lagi pada kasus pencatutan nama Jokowi-JK. Dalam harian detik.com pada tanggal 1 Desembaer 2015 kemarin, disebutkan beberapa poin percakapan Setya Novanto dengan Reza Chalid. Dalam percakapan tersebut SN berusaha meyakinkan petinggi Freeport kalau kontrak antara indonesia dengan PT Freeport ini 99% akan diperpanjang. SN berani menjamin itu. Nama Luhut Binsar Panjaitanjuga paling banyak disebut dalam perbincangan ini. SN menyebutkan bahwa hubungan antara Luhut dan Jokowi sangatlah dekat, ini yang menjamin bahwa kontrak itu aman. "Tapi kalau pengalaman kita, artinya saya dengan Pak Luhut, pengalaman0pengalaman dengan presiden, itu rata-rata 99% itu goal semua Pak. Ada keputusan-keputusan penting kayak Arab itu, bermain kita. Makanya saya tahu. Makanya Bung Reza begitu tahu Darmo, di maintaince, dibiayai terus itu Darmo habis-habisan supaya belok. Pinter itu" Ungkap SN yang kemudian diyakinkan lagi oleh Reza Chalid dengan mengatakan"Pak, Pak. Hubungan Pak Luhut itu dekat sekali dengan Pak Jokowi. Kalau kasih sign beliau keluar, kasih sign, eh beliau kayaknya begini gini, rahasia ya. Ngrt nggak. Paling enggak Pak, kalau saya bilang confirm on, kalau meleset saya habis pak".
yang lebih membuat rakyat Indonesia tercengang adalah disebut-sebut dalam perbincangan itu bahwa 30% dari divestasi saham Freeport kepada Indonesia yang 9,3& sudah direalisasikan sisa 20% lagi yang harus dibagi rata kepada kedua petinggi Negara ini. Reza bilang begini: "kalau gua, gua bakal ngomong ke Pak Luhut janganlah ambil 20%, ambilah 11% kasihan Pak JK 9%. Harus adil, kalau engga ribut". Entah rakya bagaimana rakyat indonesia memandang para petinggi di Negaranya ini sekarang. Seperti tiada yang bisa dipercaya penuh dalam memegang kekayaan Negara. Ini yang membuat bangsa ini tidak mau maju, jalan ditempat, bahkan mundur. Bukan serangan dari Negara luar, tapi serangan dari orang-orang busuk yang ada didalam pemerintahannya sendiri.
Jadi ini wajah asli dari orang yang katanya Dewan Perwakilan Rakyat? Ono sosok yang bersumpah mensejahterahkan Rakyat? Dan sosok yang dipercaya rakyat dalam mengapresiasikan jeritan rakyat?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar