Siapa yang tak kenal dengan Rieke Diah Pitaloka? Janda tiga anak ini mulai dikenal publik sejak membintangi iklan Kondom Sutra dengan jargon Meong. Dan namanya kian melambung karena peran Si oneng dalam serial situasi komedi Bajaj Bajuri. Karir Oneng, panggilan akrab Rieke, dalam dunia hiburan Indonesia tak usah diragukan lagi. Pemain sinetron, pelawak, penulis, pembawa acara, dan penulis buku, semua dia jalani sekaligus sebelum masuk ke ranah politik seperti sekarang. Rentetan pekerjaan itu dia jalani tidak setengah-setengah, perannya dalam film Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata lah menjadi buktinya. Serta buku berjudul Renungan Kloset adalah salah satu buah karya nya dibidang tulis menulis. Oneng juga dikenal oon oon pintar. Dia mampu menipu masyarakat dengan aktingnya sebagai oneng. Seakan menjadi wanita polos nan sederhana dengan menutupi semua background pendidikan yang dia punya dalam kehidupan nyatanya. Tak puas hanya berkarir di dunia hiburan, oneng terjun ke dunia politik dengan menjadi sekertaris jendral DPP Partai Kebangkitan Bangsa. Memutuskan keluar dari partai berbasis islam tersebut, pada tahun 2008 Oneng bergabung dengan partai Benteng Merah Besutan Megawati. Hanya butuh waktu setahun Oneng sudah berhasil menjabat sebagai anggota DPR periode 2009-2014 untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat II. Kepedulian Oneng pada bidang kesehatan dan kesejahteraan rakyat mendorong dia untuk mendirikan yayasan atas namanya, yakni Yayasan Dyah Pitaloka Citraresmi yang dia ketuai langsung sejak 2006 hingga sekarang. http://dyahpitaloka.org/ Tak puas lagi dengan sederet prestasi di atas, pada awal tahun 2013 Oneng mencalonkan dirinya sebagai Gubernur Jawa Barat dengan didampingi Teten Masduki. Kedekatannya dengan Maruarar Sirait dia manfaatkan untuk menarik perhatian rakyat Jawa Barat. Bang Ara, panggilan akrab Maruarar Sirait, memang memiliki pengaruh cukup kuat di Jawa Barat. Bang Ara juga punya andil besar dalam Pilpres tahun 2014 lalu. Pria berumur 46 tahun ini berhasil membuat nama Jokowi melambung sehingga mau tidak mau menyurutkan ambisi kanjeng mami menjadi presiden lagi dan membiarkan Jokowi yang masuk dalam bursa pencalonan presiden. Karena itulah kabarnya pemilik banteng merah itu masih ngambek dengan bang Ara. Back to topic mengenai Oneng, tepat tanggal 13 Januari 2015 dia resmi bercerai dengan Donny Gahral Adian, pria yang memberi dia tiga orang anak. Menurut wawancaranya dengan harian tribunnews.com jumat 18 september 2015, Oneng mengaku ingin fokus seutuhnya dalam karir berpolitik. "Kami menjalani perjanjian pranikah yang disepakati yaitu umur 35 tahun saya akan total di dunia politik, saya tidak lagi utuh hanya untuk keluarga," kata Rieke. Tapi selain keterangan di atas isu-isu tidak sedap atas juga berhembus. Ada kabar mengatakan bahwa kedekatan Oneng dengan Bang Ara juga merupakan alasan utama perceraian itu terjadi. Kedekatan itu berlangsung semenjak Oneng bergabung dengan PDI-P dan mencuat pada saat pencalonan dirinya menjadi Gubernur Jabar. Kepintaran dan keluasan pengetahauan Oneng dalam bidang politik membuatnya semakin ambisius dan berapi-api, hingga merelakan hubungannya dengan suaminya. Kini Oneng memimpin Pansus Pelindo II. Kasus dugaan korupsi yang sebenarnya sudah mengendap di KPK sejak tahun 2013 ini menjadi ajang pembuktian Oneng dihadapan rakyat khususnya Kanjeng Mami. Karena sebelumnya Oneng sempat dicoret dari jajaran kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-Perjuangan hasil Kongres IV di Bali, 9-11 April. http://www.suara.com/news/2015/04/11/181040/mengapa-mega-mencoret-maruarar-sirait-dan-rieke-diah-pitaloka Sebab itulah Oneng terlihat sangat ambisius dan terkesan membabi buta dalam kasus Pelindo II. Dan berdasarkan angin yang berhembus, Oneng juga berambisi mengambil alih tahta Rini Soemarno di kementrian BUMN. Jika mengurus keluarga saja tidak bisa, bagaimana oneng mau urus BUMN?
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/putriheriani/rieke-oneng-diah-pitaloka-melepas-keluarga-mencari-restu-mama-banteng_568239ad737a61a211d16d52
Selasa, 29 Desember 2015
Selasa, 22 Desember 2015
FREEPORT MERUGIKAN ATAU TIDAK?
Siapa atau apa sih sebenarnya PT.
Freeport Indonesia ini, sehingga bisa jadi hot new di Indonesia saat ini?
Mungkin harus kita bedah dulu sebenarnya dia itu apa.
PT. Freeport Indonesia adalah sebuah
perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. PT Freeport
Indonesia menambang, memproses, melakukan eksplorasi terhadap bijih yang
mengandung tembaga, emas dan perak. PT Freeport memasarkan konsentrat yang
mengandung tembaga, emas, dan perak ke seluruh penjuru dunia. Berawal dari
ekspedisi lembaga swasta asal Belanda Koninklijke Nederlandsche Aardrijkskundig
Genootschap (KNAG) yang ingin menelusuri Papua Barat Daya yang konon menurut
catatan Kapten Johan Carsztensz mengenai pegunungan salju yang berada di tanah Papua
tersebut. Alih-alih menemukan gunung salju tersebut pada pertengahan tahun
1930, dua pemuda Belanda yakni Colijn dan Dozy, yang merupakan pegawai
perusahaan minyak NNGPM yang bercita-cita juga menemukan gunung salju itu malah
membuka jalan bagi pembukaan pertambangan pertama di Papua empat puluh tahun
kemudian.
Singkat cerita pada awal periode
pemerintahan Soeharto, pemerintah mengeluarkan Undang-undang Modal Asing (UU
No. 1 tahun 1967). Barulah Langbourne Williams,
pimpinan tertinggi Freeport pada saat itu, melihat adanya peluang besar untuk
mengembangkan perusahaannya. Lalu perlahan PT Freeport dan pemerintah mulai
membenahi Papua yang dimulai pada tahun 1970 dengan membangun rumah-rumah yang
layak huni di jalan Kamuki. Kemudian dibangun juga perumahan penduduk di
sekitar selatan Bandar Udara yang sekarang menjadi Kota Timika. Lalu presiden
Soeharto menamai kota tersebut menjadi Tembagapura. Dari situlah perlahan
ekonomi kota yang terpencil dari gemelap ibu kota itu mulai bangkit. Sehingga
dibuatlah Bandar Udara yang sekarang menjadi kota Timika.
Lalu apa Freeport
masih dibilang merugikan Negara? Lalu sekarang mulai membawa isu-isu nasionalis
yang mengharuskan pemerintah tidak memperpanjang kontraknya dengan Freeport.
Ini semua salah kaprah. Coba kita lihat lagi dari segala arah, mulai dari
sejarah, pengaruh, hingga efek yang ditimbulkan dengan adanya kerjasama dengan
PT Freeport ini. Sekali lagi ini murni bisnis. Faktanya Indonesia memang belum
mampu mengelola kekayaan alamnya yang butuh modal amat sangat besar ini
sendirian. Kita memang butuh sokongan. Sekarang coba kita lihat apa yang kini
dialami oleh PT Freeport dengan adanya kasus “Papa Minta Saham”, sahamnya jatuh
dari level 11 usd ke level 6 usd. Betapa hebatnya dampak yang Setya Novanto
buat.
Sebenarnya Presiden
Jokowi telah mengambil keputusan yang bijak dengan menunda perpanjang kotrak
dua tahun lagi. Dan beliau juga meminta 5 syarat untuk diajukan demi
perpanjangan kontrak yang isinya bagus untuk perkembangan Papua sendiri dan
bagi perbaikan perekonomian Indonesia. Sekarang mata rakyat sedang meneriakkan
masalah nasionalisme yang akan rusak kalau kontrak ini terus diperpanjang, tapi
mereka tidak berpikir dua sisi apa yang akan terjadi jika kontrak ini
dihentikan.
Kita lihat dampaknya,
pertama Freeport akan rontok sedikit demi sedikit, kedua akan terjadi PHK
secara besar-besaran meliputi pegawai dalam negeri terutama rakyat papua,
ketiga isu separatisme akan muncul, dan seperti yang kita tahu tanah papua
memang rentan dengan isu ini yang bisa berujung pada perpecahan, dan pada
akhirnya pemerintah yang diminta bertanggung jawab memperbaiki ini semua,
sedangkan mereka belum siap. Tingggal hitung mundur kehancuran Negara jika ini
terjadi.
Sebenarnya Setya
Novanto memang dari awal tidak berwenang dalam perpanjangan kasus ini yang
harusnya memang ditangani oleh legislatif. Sekali lagi dia melangkahi kakinya
ke jalan yang tidak seharusnya menjadi lahan dan tanggung jawabnya. Bukannya
memperbaiki, malah terbukti mengobrak-abrik semuanya. Jadi sekarang bagaimana
tanggapan rakyat Indonesia? Masihkah termakan Nasionalisme jika memang inilah
yang sebenarnya terjadi. Kita memang perlahan harus melepas Freeport demi
kemajuan Negara sendiri, tapi nanti jika memang pemerintah punya modal yang
sangat besar dan kesiapan yang sangat matang. Memang PT Freeport Indonesia ini
bisa di kelola Indonesia dan full untuk kepentingan Indonesia, tapi tidak
sekarang. Sekarang piker, kenapa Setya Novanto meminta saham? Karena dia
memanfaatkan pengetahuan masyarakat kebanyakan yang tahu kalau Papua itu
dijajah Freeport.
BALADA RINSO (RINI SOEMARNO)
Setelah pemberitaan gencar tentang Papa Minta Saham selesai, kini isu reshuffle mulai bermunculan lagi di media dan masyarakat. Seperti isu-isu sebelumnya, nama Rinso alias Rini Soemarno lah yang paling sering muncul. Menteri BUMN ini sedang kencang-kencang diterpa angina reshuffle. Permintaan Rini agar turun memang sudah terdengar sejak tepat laporan satu tahun BUMN dipegang olehnya. Rini dianggap tidak memberikan efek pembangunan diwilayah kekuasaannya itu, dan dinilai lamban dalam pengembangan semua sector BUMN. Dan juga dinilai rakus dalam meminta anggaran PMN demi kelancaran beberapa projek BUMN yang sedang berjalan. Tidak hanya itu, kasus dugaan korupsi PT Pelindo II juga otomatis membuat reputasinya jelek.
Kini desakan mundurnya Rini bukan hanya terdengar dari pemerintah, tapi para relawan pendukung jokowi juga. Mereka pun tidak segan memberi julukan Rinso kepada Ibu tiga orang anak ini. Ya Rini memang dijadikan sebagai rinso bagi mereka. Hanya dijadikan pembersih, lalu dibuang melalui saluran air menjadi limbah. Setelah rini berhasil sedikit demi sedikit membersihkan lingkungan pemerintah dari orang-orang serakah, contohnya pemecatan yang dia lakukan terhadap 2 orang direksi PT Pos awal tahun ini, dia kini dibuang. Ini juga terjadi padanya saat Megawati membuangnya setelah ditemani sewaktu masa susah menjadi oposisi.
Rini memang dibuang oleh kanjeng mami setelah menolak permintaan kanjeng untuk memperjuangkan Budi Gunawan menjadi Kapolri. Padahal kanjeng percaya Rini memberi jalan untuk BG agar menjadi tameng hukum PDIP, karena Rini termasuk orang yang dekat dengan presiden mulai dari menjadi ketua tim transisi hingga posisi menteri BUMN sekarang. Relawan juga semakin mendapatkan angin dukungan sejak Rizal Ramli masuk menjadi influencer mereka. Yang notabene nya merupakan salah satu orang lama dari partai benteng besutan anak mantan presiden itu. Relawan gerah dengan Rini karena tidak memberikan mereka kesempatan memegang jabatan di eksekutif, malah masih mempercayai orang-orang pada era SBY. Alasan Rini juga sebenarnya masuk akal, ia hanya tidak mau orang-orang macam Kartika Djoemadi, yang tertangkap tangan berbohong mengenai gelar doktornya, memimpin di wilayah eksekutif. Bisa kolaps bisnis Indonesia, katanya.
Catatan lain dari dibuangnya Rini oleh kanjeng, dia juga jadi dibenci seluruh politisi khususnya KMP (Koalisi Merah Putih). Bagaimana tidak dibenci, Rini yang seorang professional, tidak berasal dari partai, memegang hamper seluruh kekayaan Indonesia di tangannya. Ini membuat para politisi gerah, sehingga saling lomba menduduki jabatannya dengan menempuh berbagai cara. Sebagai contohnya kita lihat dana PMN yang diminta oleh Rini untuk membangun sebagian besar infrastruktur. Nilai 40 Triliun dimata politisi sekarang mungkin terlalu besar untuk digelontorkan begitu saja demi pembangunan BUMN. Padahal nilai ini setengah dari PMN era SBY yang senilai 70 Triliun.
Bukan hanya KMP, Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang (lagi-lagi) dikepalai oleh Megawati ini juga merasa terancam dengan keberadaan Rini Soemarno. KIH yang otomatis juga dimotori langsung oleh PDIP ini juga merasa Rini menjadi batu sandungan mereka, karena beberapa kepentingannya sempat dijegal oleh Rini. Proyek-proyek yang sekarang ditender transparan dan agar BUMN tidak lagi menjadi sapi perah politisi juga membuat mereka gerah. Ditambah Rini lebih memilih bekerjasama dengan Cina untuk proyek kereta cepat dibanding dengan Jepang yang direkomendasikan oleh Luhut Binsar. Ya mengapa memilih jepang kalau cina menawarkan penawaran terbaik? Tenor lebih panjang, bunga lebih murah, dan sekaligus mau membantu serap SUN (surat utang Negara).
Kini bukan hanya Rini, isu reshuffle juga menerpa Sudirman Said dan M. Prasetyo. Siapa yang tidak kenal dengan mereka sekarang? Orang-orang dibalik terungkapnya kasus Papa Minta Saham. Apa orang-orang penyelamat bangsa seperti mereka pantas mendapatkan penggusuran seperti ini?
Jumat, 04 Desember 2015
SIAPA YANG BENAR DISAMPING PRESIDEN
Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum, Keamanan Republik Indonesia ini, nama nya sedang naik daun semenjak terungkapnya kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla oleh Setya Novanto 2 minggu terakhir ini. Disebut dalam transkrip rekaman perbincangan ini, bahwa Luhut, panggilan akrabnya, dekat sekali dengan Jokowi. Satu ungkapan yang terekam dalam pembicaraan tersebut menyebutkan dengan gamblang hubungan kedekatan para petinggi itu. "Pak, Pak. Hubungan Pak Luhut itu dekat sekali dengan Pak Jokowi. Kalau kasih sign beliau keluar, kasih sign, eh beliau kayaknya begini gini, rahasia ya. Ngerti nggak. Paling nggak Pak, kalau saya bilang confirm on, kalau meleset saya habis Pak", diungkapkan langsung oleh Reza Chalid rekan Setya Novanto dalam perbincangan ini. Tapi sebenarnya siapa Luhut Binsar Panjaitan ini? Bagaimana dia bisa begitu dekat dengan Setya Novanto dan tokoh nomor 1 di Indonesia ini?
Pria yang lahir di Sumatera Utara tanggal 28 September 1947 ini mengawali karirnya sebagai lulusan terbaik Akademi Militer angkatan 1970. Memasuki dunia Akademi Angkatan Bersenjata Republik Inodesia (AKABRI) bagian Darat pada tahun 1967 ini selain menjadi lulusan terbaik beliau juga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa yakni penghargaan terhormat di Akademi Militer Indonesia, dan langsung bertugas di Kopassus. Di Kopassus, Luhut pernah menjabat Komandan Pusat Pendidikan Kopassus di Baturaja, Bandung, dan menjadi Komandan Pertama Datasemen 81 yang sekarang dikenal dengan nama Datasemen Penanggulangan Teror (Gultor) 81.
Bapak dari empat orang anak ini sebelum memasuki dunia kemiliteran juga aktif mengikuti berbagai bidang olahraga semasa muda. Menggeluti beberapa cabang olahraga seperti renang, karate, judo dan terjun paying, menjadikannya atlet renang perwakilan dari provinsi Riau kala itu dan meraih medali dalam ajang Pekan Olahraga Nasional di Bandung. Karena dinilai piawai dalam melakukan negosiasi, Luhut diangkat menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura pada kepemimpinan mantan presiden B.J. Habibie pada tahun 1999 yang mengawali langkahnya memasuki dunia pemerintahan.
Tapi sebelum masa jabatannya berakhir beliau ditarik oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia. Walaupun hanya setahun menjabat, karena singkatnya kepemerintahan Gus Dur pada saar itu, Luhut menjaga etika dan menolak tawaran untuk memperpanjang masa jabatannya. Sebelum meneruskan karirnya dibidang pemerintahan, Luhut focus selama kurang lebih 13 tahun dalam dunia bisnis dengan mendirikan PT Toba Sejahtera Group yang bergerak dibidang energi dan pertambangan. Dan mengembangkan sayap bisnisnya pada bidang greenflied yakni dengan medirikan PT Indomining pada tahun 2007, dilanjutkan dengan PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN) pada tahun 2008. Kemudian, pembangunan PT Trisensa Mineral Utama (TMU) dimulai pada tahun 2011.
Lalu dari sekian banyak prestasi dan bisnis yang membuat nama Luhut Binar Panjaitan melambung, apa yang menjadikannya dekat dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo? Yap pada pemerintahan Jokowi beliau awalnya diangkat mejadi Kepala Staf Kepresidenan Indonesia. Salain itu dia juga sangat dekat dengan Setya Novanto sejak sama sama berkarir dalam partai Golkar. Sama sama memiliki peran penting dalam pemerintahan, SN dan LBP seolah memanfaatkan jabatannya demi “merayu” Jokowi untuk meneruskan kontrak dengan PT Freeport.
Nama Luhut disebut-sebut paling banyak muncul dalam perbincangan kotor SN dan RC yakni sekitar 66 kali. "Kalau gua, gua bakal ngomong ke Pak Luhut janganlah ambil 20%, ambillah 11% kasihlah Pak JK 9%. Harus adil, kalau enggak ribut", dalam dialog ini Reza mengungkapkan seolah 20% aset dari Freeport untuk kepentingan pribadi Jokowi dan JK. Luhut dan Setya Novanto sebenarnya pasangan politisi dan militer yang kompak dan bagus jika digunakan semestinya demi memajukan pemerintahan. Tapi kenapa nama mereka malah muncul dalam kasus yang ga pantas dilakukan elit politik dimasa krisis ekonomi seperti ini?
Tindakan mereka seakan mencerminkan bahwa semua pemerintah itu sama busuknya, tidak ada lagi yang benar-benar membela kepentingan rakyatnya. Sebenarnya Jokowi juga mulai mewaspadai Luhut semenjak pembahahasan APBN 2016, disitu Luhut dan SN sama sama tidak setuju untuk peluncuran dana PMN untuk kepentingan BUMN. Padahal kalau kita lihat PMN ini digunakan untuk investasi Negara. Selain itu Luhut juga dikabarkan loyal dengan Mega yang notabene dianggap “mengatur” Jokowi sejak dia menjabat menjadi Presiden.
Sepertinya memang rakyat Indonesia sudah tidak punya pegangan lagi didunia pemerintah. #SaveKabinetJokowi #PolitikusBusuk vs #ProfesionalKerja
Pria yang lahir di Sumatera Utara tanggal 28 September 1947 ini mengawali karirnya sebagai lulusan terbaik Akademi Militer angkatan 1970. Memasuki dunia Akademi Angkatan Bersenjata Republik Inodesia (AKABRI) bagian Darat pada tahun 1967 ini selain menjadi lulusan terbaik beliau juga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa yakni penghargaan terhormat di Akademi Militer Indonesia, dan langsung bertugas di Kopassus. Di Kopassus, Luhut pernah menjabat Komandan Pusat Pendidikan Kopassus di Baturaja, Bandung, dan menjadi Komandan Pertama Datasemen 81 yang sekarang dikenal dengan nama Datasemen Penanggulangan Teror (Gultor) 81.
Bapak dari empat orang anak ini sebelum memasuki dunia kemiliteran juga aktif mengikuti berbagai bidang olahraga semasa muda. Menggeluti beberapa cabang olahraga seperti renang, karate, judo dan terjun paying, menjadikannya atlet renang perwakilan dari provinsi Riau kala itu dan meraih medali dalam ajang Pekan Olahraga Nasional di Bandung. Karena dinilai piawai dalam melakukan negosiasi, Luhut diangkat menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura pada kepemimpinan mantan presiden B.J. Habibie pada tahun 1999 yang mengawali langkahnya memasuki dunia pemerintahan.
Tapi sebelum masa jabatannya berakhir beliau ditarik oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia. Walaupun hanya setahun menjabat, karena singkatnya kepemerintahan Gus Dur pada saar itu, Luhut menjaga etika dan menolak tawaran untuk memperpanjang masa jabatannya. Sebelum meneruskan karirnya dibidang pemerintahan, Luhut focus selama kurang lebih 13 tahun dalam dunia bisnis dengan mendirikan PT Toba Sejahtera Group yang bergerak dibidang energi dan pertambangan. Dan mengembangkan sayap bisnisnya pada bidang greenflied yakni dengan medirikan PT Indomining pada tahun 2007, dilanjutkan dengan PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN) pada tahun 2008. Kemudian, pembangunan PT Trisensa Mineral Utama (TMU) dimulai pada tahun 2011.
Lalu dari sekian banyak prestasi dan bisnis yang membuat nama Luhut Binar Panjaitan melambung, apa yang menjadikannya dekat dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo? Yap pada pemerintahan Jokowi beliau awalnya diangkat mejadi Kepala Staf Kepresidenan Indonesia. Salain itu dia juga sangat dekat dengan Setya Novanto sejak sama sama berkarir dalam partai Golkar. Sama sama memiliki peran penting dalam pemerintahan, SN dan LBP seolah memanfaatkan jabatannya demi “merayu” Jokowi untuk meneruskan kontrak dengan PT Freeport.
Nama Luhut disebut-sebut paling banyak muncul dalam perbincangan kotor SN dan RC yakni sekitar 66 kali. "Kalau gua, gua bakal ngomong ke Pak Luhut janganlah ambil 20%, ambillah 11% kasihlah Pak JK 9%. Harus adil, kalau enggak ribut", dalam dialog ini Reza mengungkapkan seolah 20% aset dari Freeport untuk kepentingan pribadi Jokowi dan JK. Luhut dan Setya Novanto sebenarnya pasangan politisi dan militer yang kompak dan bagus jika digunakan semestinya demi memajukan pemerintahan. Tapi kenapa nama mereka malah muncul dalam kasus yang ga pantas dilakukan elit politik dimasa krisis ekonomi seperti ini?
Tindakan mereka seakan mencerminkan bahwa semua pemerintah itu sama busuknya, tidak ada lagi yang benar-benar membela kepentingan rakyatnya. Sebenarnya Jokowi juga mulai mewaspadai Luhut semenjak pembahahasan APBN 2016, disitu Luhut dan SN sama sama tidak setuju untuk peluncuran dana PMN untuk kepentingan BUMN. Padahal kalau kita lihat PMN ini digunakan untuk investasi Negara. Selain itu Luhut juga dikabarkan loyal dengan Mega yang notabene dianggap “mengatur” Jokowi sejak dia menjabat menjadi Presiden.
Sepertinya memang rakyat Indonesia sudah tidak punya pegangan lagi didunia pemerintah. #SaveKabinetJokowi #PolitikusBusuk vs #ProfesionalKerja
Selasa, 01 Desember 2015
WAJAH PALSU PIMPINAN PERWAKILAN RAKKYAT! SN
Setya Novanto, nama ini sedang ramai diperbincangkan oleh media. Pria berumur 60 tahun ini dilaporkan telah menyatut nama Presiden Republik Indonesia yakni Bapak Joko Widodo, dan juga wakilnya, Jusuf Kalla. Dalam perbincangan dengan salah satu petinggi PT Freeport. Sudirman Said melaporkan kasus ini kepada yang berwajib karena menindikasi adanya usaha korupsi dalam perbincangan tersebut. Setya Novanto menyebutkan bahwa sebagian saham Freeport yakni 20% harus dibagi oleh Jokowi dan JK. 11% untuk Jokowi dan 9%nya lagi untuk JK. Sebenarnya sandiwara apa yang sedang dimainkan oleh Stya Novanto? Inikah wajah asli dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia yang ke 16 selama ini?
Jika kita lihat kebelakang lagi perjalanan karir dari bapak dengan 4 orang anak ini, selama 3 kali berturut-turut beliau menjabat sebagai anggota DPR usungan dari Partai Golkar. Beliau juga merupakan mantan komisaris dari beberapa perusahaan besar di Batam, seperti PT. Nagoya Plaza Hotel dan PT. Bukit Granit Mining Mandiri. Tapi dibalik kesuksesan-kesukseannya yang telah beliau raih, ada juga beberapa batu sandungan yang harus beliau alami. Pada tahun 1999 pada kasus Bank Bali, beliau dinilai telah merugikan Negara sebanyak Rp 904,46 miliyar, karena kasus pengalihan hak piutang (cassie) PT Bank Bali kepada PT Bank Dagang Negara Indonesia (BDNI). Lalu pada tahun 2003, dalam kasus penyelundupan beras bersama Drus Marham, beliau diduga sengaja memindahkan sebanyak 60ribu Ton beras yang diimpor Inkud, dan menyebarkan kerugian Negara sebanyak Rp 122,5 miliyar.
Ada lagi pada tahun 2006, suami dari Luciana Lily H ini disebut-sebut berperan sebagai negosiator dengan dengan eksportir limbah di Singapura. Disebutkan juga pada tahun 2012 lalu sebagai pengatur aluran dana ke anggota komisi olahraga DPR untuk memuluskan pencairan anggaran Pekan Olahraga Nasional dianggaran pendapatan dan belanja Negara. Dan pada 2013 sebagai pengendali proyek E-KPT. Mungkin tidak puas dengan semua kasus-kasus tersebut kini dia mencatut nama presiden dan wakil presiden dalam pembicaaan kotor dengan Reza Chalid.
Selain kasus pencatutan ini, Bapak Haji Setya Novanto juga dikabarkan membuat kehebohan dengan menikahkan anaknya di Gereja Katedral pada 27 November lalu. Memang tidaklah aneh, karena sebelum dia mendapatkan gelar hajinya, Setya Novamto memang seorang Katolik dan memiliki istri serta anak dengan agama Katolik pula. tapi apa dengan masuk agama mayoritas di Indonesia ini membuat dia memenangkan hati rakyat? Atrau malah mempermainkan agama?
Kembali lagi pada kasus pencatutan nama Jokowi-JK. Dalam harian detik.com pada tanggal 1 Desembaer 2015 kemarin, disebutkan beberapa poin percakapan Setya Novanto dengan Reza Chalid. Dalam percakapan tersebut SN berusaha meyakinkan petinggi Freeport kalau kontrak antara indonesia dengan PT Freeport ini 99% akan diperpanjang. SN berani menjamin itu. Nama Luhut Binsar Panjaitanjuga paling banyak disebut dalam perbincangan ini. SN menyebutkan bahwa hubungan antara Luhut dan Jokowi sangatlah dekat, ini yang menjamin bahwa kontrak itu aman. "Tapi kalau pengalaman kita, artinya saya dengan Pak Luhut, pengalaman0pengalaman dengan presiden, itu rata-rata 99% itu goal semua Pak. Ada keputusan-keputusan penting kayak Arab itu, bermain kita. Makanya saya tahu. Makanya Bung Reza begitu tahu Darmo, di maintaince, dibiayai terus itu Darmo habis-habisan supaya belok. Pinter itu" Ungkap SN yang kemudian diyakinkan lagi oleh Reza Chalid dengan mengatakan"Pak, Pak. Hubungan Pak Luhut itu dekat sekali dengan Pak Jokowi. Kalau kasih sign beliau keluar, kasih sign, eh beliau kayaknya begini gini, rahasia ya. Ngrt nggak. Paling enggak Pak, kalau saya bilang confirm on, kalau meleset saya habis pak".
yang lebih membuat rakyat Indonesia tercengang adalah disebut-sebut dalam perbincangan itu bahwa 30% dari divestasi saham Freeport kepada Indonesia yang 9,3& sudah direalisasikan sisa 20% lagi yang harus dibagi rata kepada kedua petinggi Negara ini. Reza bilang begini: "kalau gua, gua bakal ngomong ke Pak Luhut janganlah ambil 20%, ambilah 11% kasihan Pak JK 9%. Harus adil, kalau engga ribut". Entah rakya bagaimana rakyat indonesia memandang para petinggi di Negaranya ini sekarang. Seperti tiada yang bisa dipercaya penuh dalam memegang kekayaan Negara. Ini yang membuat bangsa ini tidak mau maju, jalan ditempat, bahkan mundur. Bukan serangan dari Negara luar, tapi serangan dari orang-orang busuk yang ada didalam pemerintahannya sendiri.
Jadi ini wajah asli dari orang yang katanya Dewan Perwakilan Rakyat? Ono sosok yang bersumpah mensejahterahkan Rakyat? Dan sosok yang dipercaya rakyat dalam mengapresiasikan jeritan rakyat?!
JEJAK KASUS DAN BUKTI REKAMAN SETYA NOVANTO
SUDAH BANYAK KASUS HUKUM YANG MENJERAT SETYA NOVANTO DAN KASUS ITUPUN TIDAK DI PROSES DENGAN BAIK, ALIAS DIBIARKAN BEGITU SAJA.
KRONOLOGI PENCATUTAN NAMA PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN OLEH SETYA NOVANTO
Langganan:
Postingan (Atom)